A.Pendahuluan
Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian kedua di seluruh dunia dan penyebab kecacatan orang dewasa dibanyak negara (Silverman,2009:1). Menurut Riset Kesehatan Dasar, pravelensi stroke di indonesia pada tahun 2007 mencapai angka 8,3 per 1000 penduduk dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 12,1 per 1000 penduduk (Riskesdas, 2013:5). Stroke dibagi menjadi dua macam golongan yaitu infark (sumbatan) & Hemorage (pecah) yang terjadi pada pembuluh darah di otak (Black,2014:615). Kasus stroke infark terjadi kareana adanya penyumbatan oleh emboli atau trombosis sehingga dapat menyumbat pembuluh darah di otak. Stroke hemorage adalah pecahnya pembuluh darah yang terjadi akibat pendarahan pada intraserebral atau subaraknoid pada pembuluh darah di otak. Dalam jangka waktunya kasus stroke diklasifikasikan dalam dua fase yaitu fase akut dan lanjut. Stroke infark dikategorikan fase akut adalah pasien yang masih dirawat dirumah sakit dengan kejadian dua minggu pertama sejak serangan stroke (Wirawan,2009:65). Sedangkan, kategori fase lanjut adalah pasien yang sudah berada dirwat jalan (Wirawan,2009:65). Pada pasien stroke infark dan hemorege fase akut akan mengalami penurunan aktifitas kemampuan fungsionalnya seperti perawatan diri yaitu makan, berpakaian, mandi, berhias dan toileting (Wirawan,2009:63). Dalam hal ini, fisioterapi memiliki peran penting dalam membantu mengembalikan kemampuan fungsional dan mengembalikan kualitas hidup pasien melalui berbagai tindakan anamnesis, diagnosa dan tindakan intervensi (Sulivan,2007:497). Ada berberapa metode dalam melakukan penanganan antara lain menggunakan metode bobath, PNF, MRP, dan masih banyak lagi yang bisa di lakukan seorang fisioterapis.
B. Tinjauan Pustaka
- Anatomi dan Fisiologi Saraf
Sistem saraf merupakan suatu sistem yag rumit dan sangat teratur dengan peran sebagai pelaras dan pengtur sistem-sistem lain pada tubuh (Saputra and Dwisang,2012:194). Sistem saraf dibagi menjadi dua sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak, medula spinalis dan saraf tepi (SST) (Price,2006:1007).
1. Otak
Otak merupakan salah satu organ yang komplek yang paling besar pada sistem saraf. Otak didalam perannya mempunyai fungsi sebagai pusat integrasi dan kordinasi organ-organ sensorik pada sistem efektor perifer tubuh, dan sebagai pengatur informasi yang masuk, simpanan pengalaman, implus yang keluar dan tingkah laku (Price,2012:1024). Terdapat berberapa bagian didalam otak yaitu cerebrum, otak tengah (midbrain), pons, medula oblongata, dan cerebellum (Waugh, 2011:79).
B. Tinjauan Pustaka
- Anatomi dan Fisiologi Saraf
Sistem saraf merupakan suatu sistem yag rumit dan sangat teratur dengan peran sebagai pelaras dan pengtur sistem-sistem lain pada tubuh (Saputra and Dwisang,2012:194). Sistem saraf dibagi menjadi dua sistem saraf pusat (SSP) terdiri dari otak, medula spinalis dan saraf tepi (SST) (Price,2006:1007).
1. Otak
Otak merupakan salah satu organ yang komplek yang paling besar pada sistem saraf. Otak didalam perannya mempunyai fungsi sebagai pusat integrasi dan kordinasi organ-organ sensorik pada sistem efektor perifer tubuh, dan sebagai pengatur informasi yang masuk, simpanan pengalaman, implus yang keluar dan tingkah laku (Price,2012:1024). Terdapat berberapa bagian didalam otak yaitu cerebrum, otak tengah (midbrain), pons, medula oblongata, dan cerebellum (Waugh, 2011:79).